BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Life Skills
1. Definisi
Life Skills
Life skills dalam Bahasa Indonesia diartikan sebagai kecakapan hidup.
Makna dari kecakapan hidup adalah keterampilan untuk bekerja, sebagai modal
untuk memecahkan masalah dalam pekerjaannya.
Berikut ini terdapat
beberapa definisi life skills dari para ahli, diantaranya:
a. Menurut
Broling (1989) “life skills“ adalah interaksi berbagai
pengetahuan dan kecakapan yang sangat penting dimiliki oleh seseorang sehingga
mereka dapat hidup mandiri.
b. Menurut
Kent Davis (2000:1) kecakapan hidup adalah “manual pribadi“ bagi tubuh
seseorang. Kecakapan ini membantu peserta didik belajar bagaimana memelihara
tubuhnya, tumbuh menjadi dirinya, bekerja sama secara baik dengan orang lain,
membuat keputusan yang logis, melindungi dirinya sendiri dan mencapai tujuan di
dalam kehidupannya.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Makna
kecakapan hidup (life skills) lebih luas dari ketrampilan
untuk bekerja. Orang yang tidak bekerja misalnya ibu rumah tangga, orang yang
telah pensiun atau anak-anak tetap memerlukan kecakapan hidup.
Pendidikan kecakapan hidup adalah
pendidikan untuk meningkatkan kemampuan, kesanggupan, dan keterampilan yang
diperlukan oleh seseorang untuk menjalankan kehidupan (Menjaga kelangsungan
hidup dan pengembangan dirinya, Depdiknas: 2002). Kemampuan adalah realisasi
dari kecakapan hidup yang bersifat kognitif (mengetahui cara mengerjakan),
kesanggupan adalah realisasi dari kecakapan hidup yang lebih bersifat afektif
(kemauan atau dorongan untuk berprilaku), dan ketrampilan adalah realisasi dari
kecakapan hidup yang bersifat psikomotorik (tindakan yang dilakukan atas dasar
pengetahuan dan kemauan)
2. Tujuan Life Skills
Tujuan pendidikan kecakapan hidup
adalah menyiapkan peserta didik agar yang bersangkutan mampu, sanggup, dan
terampil menjaga kelangsungan hidup dan perkembangannya di masa datang.
Tujuan khusus
pendidikan kecakapan hidup adalah:
a. Mengaktualisasikan
potensi peserta didik sehingga dapat digunakan untuk memecahkan berbagai
masalah kehidupannya
b. Memberikan
wawasan yang luas mengenai pengembangan karir
c. Memberikan
bekal dengan latihan dasar tentang nilai-nilai yang berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari
d. Memberikan
kesempatan kepada sekolah untuk mengembangkan pembelajaran yang fleksibel
sesuai dengan prinsip pendidikan berbasis luas (broad-based education)
e. Mengoptimalkan
pemanfaatan sumberdaya di lingkungan sekolah dan di masyarakat sesuai dengan
prinsip manajemen berbasis sekolah.
B. Identifikasi Jenis-Jenis Life
Skills
Kecakapan hidup dibagi
menjadi empat jenis, yakni :
1.
Kecakapan personal (personal skills)
Mencakup kecakapan
mengenal diri (self awareness) dan kecakapan berpikir rasional (thinking
skills) Kecakapan mengenal pada dasarnya merupakan penghayatan diri sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa, anggota masyarakat dan warga negara, serta
menyadari dan mensyukuri kelebihan dan kekurangan yang dimiliki, sekaligus
menjadikan sebagai modal dalam meningkatkan dirinya sebagai individu yang
bermanfaat bagi dirinya sendiri dan lingkungannya.
Kecakapan berpikir rasional mencakup:
a. Kecakapan
menggali dan menemukan informasi (informating searching)
b. Kecakapan
mengolah informasi dan mengambil keputusan (informating processing and
decision making skills),
c. Kecakapan
memecahkan masalah secara kreatif (creative problem solving skills).
2.
Kecakapan sosial (social skills)
Kecakapan
sosial atau kecakapan interpersonal (interpersonal skills) mencakup antara
lain kecakapan komunikasi dengan empati (communication skills) dan
kecakapan bekerjasama (collaboration skills).
Dua kecakapan diatas disebut sebagai kecakapan hidup yang
bersifat umum atau kecakapan hidup general (general life skills/ GLS).
Kecakapan hidup tersebut di perlukan oleh siapapun baik mereka yang bekerja,
mereka yang tidak bekerja dan mereka yang sedang menempuh pendidikan.
3.
Kecakapan akademik (academic skills)
Kecakapan akademik (academic
skills) yang sering kali juga disebut kemampuan berpikir ilmiah pada
dasarnya merupakan pengembangan dari kecakapan berpikir rasional pada GLS.
Kecakapan akademik lebih menjurus kepada kegiatan yang bersifat akademik atau
keilmuan.
4.
Kecakapan vokasional (vocational skills)
Kecakapan vokasional (vokasioanal
skills) sering kali disebut dengan kecakapan kejuruan. Artinya
kecakapan yang dikaitkan dengan bidang pekerjaan tertentu yang terdapat di
masyarakat. Kecakapan vokasional lebih memerlukan keterampilan motorik.
Dalam kecakapan vokasional tercakup kecakapan vokasional dasar atau
pravokasional yang meliputi kecakapan menggunakan alat kerja, alat ukur,
memilih bahan, merancang produk; dan kecakapan vokasional penunjang yang
meliputi kecenderungan untuk bertindak dan sikap kewirausahaan
Kecakapan akademik dan vokasional termasuk kedalam kecakapan
hidup yang bersifat khusus (specific life skills). Kecakapan ini diperlukan
seseorang untuk menghadapi problema bidang khusus tertentu.
Menurut Sonata Stein bahwa terdapat empat kategori standar yang
perlu dipersiapkan di masa mendatang tentang kecakapan bagi orang dewasa.
1. Mendapatkan
informasi dan ide-ide.
2. Mengkomunikasikan
dengan penuh percaya diri perasaannya dan dapat dimengerti oleh orang lain.
3. Membuat
keputusan yang didasarkan pada informasi yang solid dan mampu menganalisis dan
dapat menentukan secara hati-hati.
4. Selalu
belajar agar tidak ketinggalan.
Tidak hanya itu, disini juga terdapat jenis – jenis life skills
menurut beberapa ahli, diantaranya sebagai berikut:
1. Broling
Pendapat Broling (1989) dalam pedoman penyelenggaraan program
kecakapan hidup pendidikan non formal mengelompokkan life skills menjadi
tiga kelompok, yaitu:
a. Kecakapan
hidup sehari-hari (daily living skills), antara lain meliputi:
pengelolaan kebutuhan pribadi, pengelolaan keuangan pribadi, pengelolaan rumah
pribadi, kesadaran kesehatan, kesadaraan keamanan, pengelolaan makanan-gizi,
pengelolaan pakaian, kesadaran pribadi sebagai warga negara,
pengelolaan waktu luang, rekreasi, dan kesadaran lingkungan.
b. Kecakapan
hidup sosial/pribadi (personal/social skill), antara lain meliputi
: kesadaran diri (minat, bakat, sikap, kecakapan), percaya diri, komunikasi
dengan orang lain, tenggang rasa dan kepedulian pada sesama, hubungan antar
personal, pemahaman dan pemecahan masalah, menemukan dan mengembangkan
kebiasaan positif, kemandirian dan kepemimpinan.
c. Kecakapan
hidup bekerja (occupational skill), meliputi: kecakapan memilih pekerjaan,
perencanaan kerja, persiapan keterampilan kerja, latihan ketrampilan,
penguasaan kompetensi, menjalankan suatu profesi, kesadaran untuk menguasai
berbagai ketrampilan, kemampuan menguasai dan menerapkan teknologi, merancang
dan melaksanakan proses pekerjaan, dan menghasilkan produk barang dan jasa.
2. World
Health Organization (WHO)
WHO mengelompokkan kecakapan hidup kedalam lima kelompok, yaitu:
Kecakapan mengenal diri (self awareness) atau kecakapan pribadi (personal skills), Kecakapan
sosial (social skills), Kecakapan berpikir (thinking skills), Kecakapan
akademik (academic skills) dan Kecakapan kejuruan (vokasional
skills).
3. Direktorat
Jenderal Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda
Ditjen PLSP
mengelompokkan life skills secara operasioanal kedalam empat jenis, yaitu:
a. Kecakapan
pribadi (personal skills) yang mencakup kecakapan mengenal diri sendiri,
kecakapan berpiki rasional dan percaya diri
b. Kecakapan
sosial (sosial skills), seperti kecakapan melakukan kerja sama,
bertenggang rasa, dan tanggung jawab sosial
c. Kecakapan
akademik (academic skills) seperti kecakapan dalam berpikir ilmiah,
melakukan penelitian, dan percobaan-percobaan dengan pendekatan ilmiah
d. Kecakapan
vokasioanal (vocational skills) adalah kecakapan yang dikaitkan dengan
bidang pekerjaan tertentu yang terdapat dimasyarakat, seperti dibidang jasa
(perbengkelan, jahit menjahit dan produksi barang tertentu ).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar