BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Teknologi Menurut Para Ahli
Nana
Syaodih S. menyatakan bahwa sebenarnya sejak dahulu teknologi sudah ada atau
manusia sudah menggunakan teknologi. Kalau manusia pada zaman dahulu
memecahkan kemiri dengan batu atau memetik buah dengan galah, sesungguhnya
mereka sudah menggunakan teknologi, yaitu teknologi sederhana.
Terkait
dengan teknologi, Anglin mendefinisikan teknologi sebagai penerapan ilmu-ilmu
perilaku dan alam serta pengetahuan lain secara bersistem dan menyistem untuk
memecahkan masalah. Ahli lain, Kast & Rosenweig menyatakan Technology is
the art of utilizing scientific knowledge. Sedangkan Iskandar Alisyahbana
(1980:1) merumuskan lebih jelas dan lengkap tentang definisi teknologi yaitu
cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan alat dan
akal sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat, atau membuat lebih ampuh
anggota tubuh, panca indera, dan otak manusia.
Menurut
Iskandar Alisyahbana Teknologi telah dikenal manusia sejak jutaan tahun yang
lalu karena dorongan untuk hidup yang lebih nyaman, lebih makmur dan lebih
sejahtera. Jadi sejak awal peradaban sebenarnya telah ada teknologi, meskipun
istilah “teknologi” belum digunakan. Istilah “teknologi”
berasal dari “techne “ atau cara dan “logos” atau pengetahuan. Jadi secara
harfiah teknologi dapat diartikan pengetahuan tentang cara. Pengertian
teknologi sendiri menurutnya adalah cara melakukan sesuatu untuk memenuhi
kebutuhan manusia dengan bantuan akal dan alat, sehingga seakan-akan
memperpanjang, memperkuat atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, pancaindra
dan otak manusia.Sedangkan menurut Jaques Ellul memberi arti teknologi sebagai
keseluruhan metode yang secara rasional mengarah dan memiliki ciri efisiensi
dalam setiap bidang kegiatan manusia.
B.
Perkembangan Teknologi dalam Dunia Pendidikan
Menghadapi abad ke-21,
UNESCO melalui “The International Commission on Education for the Twenty
First Century” merekomendasikan Pendidikan yang berkelanjutan (seumur
hidup) yang dilaksanakan berdasarkan empat pilar proses pembelajaran,
yaitu : Learning to know (belajar untuk menguasai
pengetahuan), learning to do (belajar untuk mengetahui
keterampilan), learning to be (belajar untuk mengembangkan diri),
dan Learningto live together (belajar untuk hidup
bermasyarakat), untuk dapat mewujudkan empat pilar pendidikan di era
globalisasi informasi sekarang ini, para guru sebagai agen pembelajaran perlu
menguasai dan menerapkan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam pembelajaran.
Menurut Rosenberg (
2001 ), dengan berkembangnya penggunaan TIK ada beberapa pergeseran dalam
proses pembelajaran yaitu:
1. Dari ruang kelas ke
dimana dan kapan saja,
2. Dari
kertas ke “on line” atau saluran,
3. Dari
fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja
Komunikasi sebagai
media pendidikan dilakukan dengan menggunakan media-media komunikasi seperti
telepon, komputer, internet, e-mail dan lain sebagainya. Interaksi antar guru
dan siswa tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka dan juga dilakukan
dengan menggunakan media-media tersebut. Guru dapat memberikan layanan tanpa
harus berhadapan langsung dengan siswa. Demikian pula siswa dapat memperoleh
informasi dalam lingkup yang luas dari berbagai sumber media cyber
space atau ruang maya dengan menggunakan komputer atau internet.
Hal yang paling
mutakhir adalah berkembangnya apa yang disebut “cyber teaching” atau
pengajaran Maya, yaitu proses pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan
internet. Istilah lain yang makin populer saat ini ialah e-learning yaitu
satu model pembelajaran dengan menggunakan media Teknologi Komunikasi dan
Informasi khususnya Internet. Menurut Rosenberg (2001), e-learning merupakan
satu penggunaan Tekonologi Internet dalam penyampaian pembelajaran dalam
jangkauan luas yang berlandaskan tiga kriteria, yaitu:
1. E-learning
merupakan jaringan dengan kemampuan untuk memperbaharui, menyimpan,
mendistribusi dan membagi materi ajar atau Informasi,
2. Pengiriman
sampai kepengguna terakhir melalui komputer dengan menggunakan teknologi Internet yang standar,
3. Memfokuskan
pada pandangan yang paling luas tentang pembelajaran di balik paradigma
pembelajaran tradisional.
Sejalan dengan
perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi itu sendiri pengertian
e-learning menjadi lebih luas yaitu pembelajaran yang pelaksanaannya didukung
oleh jasa teknologi seperti telepon, audio, videotape, transmisi satellite atau
komputer.
Robin Paul Ajjelo juga mngemukakan
secara ilustratif bahwa di masa-masa mendatang isi tas anak sekolah bukan lagi
buku-buku dan alat tulis seperti sekarang ini, akan tetapi berupa:
1. Komputer
notebook dengan akses internet tanpa kabel, yang bermuatan materi-materi
belajar yang berupa bahan bacaan, materi untuk dilihat atau di dengar, dan
dilengkapi dengan kamera digital serta perekam suara.
2. Jam
tangan yang dilengkapi dengan data pribadi, uang elektronik, kode security
untuk masuk rumah, kalkulator dan sebagainya.
3. Videophone
bentuk saku dengan perangkat lunak, akses internet, permainan, musik, dan TV.
4. Alat-alat
musik.
5. Alat-alat
olahraga.
6. Bingkisan
untuk makan siang.
Hal
itu menunjukkan bahwa gejala kelengkapan anak sekolah dimasa itu nanti berupa
perlengkapan yang bernuansa Internet sebagai alat bantu belajar.
Sebagai
sebuah proses, teknologi pendidikan bersifat abstrak. Dalam hal ini teknologi
pendidikan bisa dipahami sebagai sesuatu proses yang kompleks, dan terpadu yang
melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis
masalah, mencari jalan untuk mengatasi permasalahan, melaksanakan, menilai dan
mengelola pemecahan masalah tersebut yang mencakup semua aspek belajar manusia
(AECT, 1977), Sejalan dengan hal tersebut, maka lahirnya Teknologi Pendidikan
yang mencuat saat ini, meliputi pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan,
peningkatan mutu/kualitas, relevansi, dan efisiensi pendidikan. Permasalahan
serius yang masih dirasakan oleh pendidikan mulai dari pendidikan dasar hingga
pendidikan tinggi adalah masalah Kualitas tertentu saja, ini dapat dipecahkan
melalui pendekatan Teknologi Pendidikan.
Teknologi pembelajaran
terus mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan zaman. Dalam
pelaksanaan pembelajaran sehari-hari kita sering jumpai adanya pemfaatan dari
perkembangan Teknologi dalam dunia pendidikan, seperti yang sering dilakukan
oleh guru atau dosen yaitu mengkombinasikan alat teknologi dalam peroses
pembelajaran.
Internet merupakan
salah satu alat komunikasi yang murah dimana memungkinkan terjadinya interaksi
antara dua orang atau lebih. Kemampuan dan karakteristik internet memungkinkan
terjadinya proses belajar mengajar jarak jauh (E-learning) menjadi lebih
efektif dan efisien sehingga dapat diperoleh hasil yang maksimal.
Namun demikian, dalam
kehidupan sehari-hari, kita tidak boleh lupa bahwa Teknologi itu tidak hanya
mendatangkan manfaat positif, melainkan juga akan dapat mendatangkan dampak
negatif, inilah yang harus tetap kita waspadai. Mengingat saat sekarang ini
sering kita jumpai dimana-mana banyak para pelajar dan mahasiswa yang sering
menggunakan fasilitas Teknologi tidak sesuai dengan yang diharapkan, sehingga
hal ini dapat mendatangkan dampak yang negatif.
C. Pengaruh Positif
Teknologi Terhadap Dunia Pendidikan
1. Munculnya Media Massa,
khususnya Media elektronik sebagai sumber ilmu dan pusat Pendidikan. Seperti
jaringan Internet, Lab. Komputer Sekolah dan lain-lain. Dampak dari hal ini
yaitu guru bukanlah satu-satunya sumber ilmu pengetahuan, sehingga siswa dalam
belajar tidak perlu terlalu terpaku terhadap Informasi yang diajarkan oleh
guru, tetapi juga bisa mengakses materi pelajaran langsung dari Internet,
olehnya itu guru disini bukan hanya sebagai pengajar, tetapi juga sebagai
pembimbing siswa untuk mengarahkan dan memantau jalannya pendidikan, agar siswa
tidak salah arah dalam menggunakan Media Informasi dan Komunikasi dalam
pembelajaran.
2. Munculnya
metode-metode pembelajaran yang baru, yang memudahkan siswa dan guru dalam
proses pembelajaran. Dengan kemajuan Teknologi terciptalah metode-metode baru
yang membuat siswa mampu memahami materi-materi yang abstrak, karena materi
tersebut dengan bantuan Teknologi bisa dibuat abstrak, dan dapat dipahami
secara mudah oleh siswa.
3. Sistem pembelajaran
tidak harus melalui tatap muka. Selama ini, proses pembelajaran yang kita kenal
yaitu adanya pembelajaran yang disampaikan hanya dengan tatap muka langsung,
namun dengan adanya kemajuan teknologi, proses pembelajaran tidak harus
mempertemukan siswa dengan guru, tetapi bisa juga menggunakan jasa pos
Internet dan lain-lain.
4. Adanya sistem
pengolahan data hasil penilaian yang menggunakan pemamfaatan Teknologi. Dulu,
ketika orang melakukan sebuah penelitian, maka untuk melakukan analisis
terhadap data yang sudah diperoleh harus dianalisis dan dihitung secara manual.
Namun setelah adanya perkembangan IPTEK, semua tugasnya yang dulunya dikerjakan
dengan manual dan membutuhkan waktu yang cukup lama, menjadi sesuatu yang mudah
untuk dikerjakan, yaitu dengan menggunakan media teknologi, seperti Komputer,
yang dapat mengolah data dengan memamfaatkan berbagai program yang telah di
installkan.
5. Pemenuhan
kebutuhan akan fasilitas pendidikan dapat dipenuhi dengan cepat. Dalam bidang
pendidikan tentu banyak hal dan bahan yang harus dipersiapkan, salah satu
contoh, yaitu ; Penggandaan soal Ujian, dengan adanya mesin foto copy, untuk
memenuhi kebutuhan akan jumlah soal yang banyak tentu membutuhkan waktu
yang lama untuk mengerjakannya kalau dilakukan secara manual. Tapi dengan
perkembangan teknologi semuanya itu dapat dilakukan hanya dalam waktu yang
singkat. Khususnya dalam kegiatan pembelajaran, ada beberapa manfaat yang dapat
diperoleh dari perkembangan IPTEK, yaitu :
a) Pembelajaran menjadi
lebih efektif dan menarik.
b) Dapat menjelaskan
sesuatu yang sulit / Kompleks.
c) Mempercepat proses
yang lama.
d) Menghadirkan peristiwa
yang jarang terjadi.
e) Menunjukkan peristiwa
yang berbahaya atau diluar jangkauan.
D.
Pengaruh Negatif Teknologi terhadap Dunia Pendidikan
Disamping dampak
positif yang ditimbulkan oleh perkembangan IPTEK, juga akan muncul dampak
negatif yang akan ditimbulkan oleh perkembangan IPTEK dalam proses pendidikan,
antara lain:
1. Siswa menjadi malas
belajar
Dengan adanya peralatan yang seharusnya dapat memudahkan siswa
dalam belajar, seperti Laptop dengan jaringan internet, ini malah sering
membuat siswa menjadi malas belajar, terkadang banyak diantara mereka yang
menghabiskan waktunya untuk internetan yang hanya mendatangkan kesenangan
semata, seperti Facebook, Chating, Friendster dan lain-lain, yang semuanya
itu tentu akan berpengaruh terhadap minat belajar siswa.
2. Terjadinya pelanggaran
Asusila.
Sering kita dengar di berita-berita, dimana terjadi pelaku
pelanggaran asusila dilakukan oleh seorang pelajar terhadap pelajar lainnya,
seperti terjadinya tawuran antar pelajar, terjadi priseks, pemerkosaan siswi
dan lain-lain.
3. Munculnya media massa.
Munculnya media massa yang dihasilkan oleh perkembangan IPTEK,
ini dapat menimbulkan adanya berbagai prilaku yang menyimpang yang dapat
terjadi, seperti adanya siswa yang sering menghabiskan waktunya untuk bermain
Games, main PS, main Facebook, chating, sehingga waktu yang seharusnya
digunakan untuk belajar malah digunakan untuk bermain, sehingga belajar menjadi
habis dengan sia-sia. Akhirnya semuanya itu akan dapat berpengaruh negative
terhadap hasil belajar siswa dan bahkan terjadi kemerosotan moral dari para
siswa sampai ke Mahasiswa
4. Munculnya metode-metode
pembelajaran yang salah.
Dengan adanya fasilitas yang dapat digunakan dengan mudah dalam
proses pembelajaran, ini terkadang sering membuat siswa dan mahasiswa menjadi
malas dan merasa lebih dimanjakan, misalnya ketika siswa diberi tugas untuk
membuat makalah, maka mereka merasa tidak perlu pusing-pusing, karena cukup
mencari bahan lewat Internet dan mengkopi paste karya orang lain, sehingga
siswa menjadi malas berusaha dan belajar.
5. Kerahasiaan alat tes
untuk pendidikan semakin terancam
Selama ini sering kita melihat dan mendengar di siaran TV,
tentang adanya kebocoran soal ujian, ini merupakan salah satu akibat dari
penyalahgunaan teknologi, karena dengan adanya perkembangan teknologi yang
semakin canggih, maka dengan mudah dapat mengakses informasi dari satu daerah
ke daerah lain, inilah yang dilakukan oleh oknum untuk melakukan penyelewengan
terkait dengan kebocoran soal ujian, sehingga kejadian ini sering
meresahkan pemerintah dan masyarakat.
6. Penyalahgunaan
pengetahuan bagi orang-orang tertentu untuk melakukan tindak kriminal.
Pada awalnya pendidikan itu ditujukan untuk mendapatkan perubahan
yang bersifat positif, namun pada akhirnya sering kali tujuan itu diselewengkan
dengan berbagai alasan. Contohnya ; seorang Heker dengan kemampuannya melakukan
penerobosan sistem sebuah kantor atau perusahaan, mereka dapat melakukan
perampokan dengan tidak perlu merampok langsung ke Bank atau kekantor-kantor,
cukup dengan melakukan pembobolan system keuangan atau informasi
penting, maka mereka akan dapat keuntungan, dan sulit untuk dilacak pelakunya.
7. Adanya penyalahgunaan
sistem pengolah data yang menggunakan Teknologi.
Dengan adanya pengolahan data dengan system Teknologi, sering
akli kita temukan adanya terjadi kecurangan dalam melakukan analisis data hasil
penelitian yang dilakukan oleh siswa dan bahkan mahasiswa, ini mereka lakukan
untuk mempermudah kepentingan pribadi, dengan mengabaikan hasil penelitian yang
dilakukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar